Berdasarkan penuturan para pini sepuh yang sekarang masih
hidup mengatakan bahwa nama Desa Melikan berdasarkan sebagai berikut:
Melikan berdiri menjadi pemerintahan desa sejak tahun
1846. Kepala desa yang tercatat dan menjabat di Desa Melikan sebagai berikut:
1.
Demang
: R.Ng. Wongso Iguno, Tahun 1846 s/d 1887
2. Lurah Desa
: Ki.Bekel Karto Dreyo, Tahun
1887 s/d 1916
3. Lurah Desa
: Ki.Bekel Kromo Dimejo,
Tahun 1916 s/d 1921
4. Lurah Desa
: R. Marto Semito, Tahun 1921 s/d 1953
5. Lurah Desa
: R. Hardo Supomo, Tahun 1953 s/d 1981
6. Plt Lurah Desa :
Kismo Wirejo, Tahun 1977 s/d 1985
7. Kepala Desa I :
Triyoto, Tahun 1985 s/d 1993
8. Kepala Desa II
: Nurdi Agus Sutanto,Tahun 1993 s/d2007
9. Kepala Desa III
: H. Bambang Susilo, Tahun 2007 s/d 2013
10. Kepala Desa
IV : Eko Purwadi, Tahun 2013 s/d Sekarang
Nama Desa Melikan konon menurut cerita para sesepuh desa
berasal atau bermula dari Kedatangan SUNAN PANDHANARAN
pada abad 14 masehi di Bayat, kedatangan Beliau di Dukuh Bayat, Desa Melikan,
Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten untuk memenuhi janji pada SUNAN KALIJAGA
sebagai murid yang setia kepada sang gurunya untuk mencarinya, di Dukuh Bayat
desa Melikan Kecamatan Wedi kabupaten Klaten, sesampainya beliau SUNAN
PANDHANARAN di Dukuh Bayat Desa Melikan Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten, beliau
hanya menemukan Masjid Kecil dan
sebuah Gentong /Padasan ( tempat air untuk orang Berwudlu dengan nama
GENTHONG SINAGA, dan sampai sekarang masih tersimpan dan dipergunakan untuk
tempat air di makam SUNAN PANDHANARAN di bukit Cokro Kembang ), jadi kebaradaan
perajin keramik PUTARAN MIRING yang tersohor sampai kepenjuru dunia dan satu
satunya di dunia dengan tekhnik PUTARAN MIRING nya yang berada di Dukuh
Pagerjurang, Desa Melikan, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten sudah ada dan
berkembang jauh sebelum SUNAN PANDHANARAN datang ke Bayat, karena pada waktu
itu SUNAN KALIJAGA baru pergi menyabarkan Agama Islam di luar daerah bayat jadi
belum bisa beremu dengan sang Guru, , di Dukuh Bayat Beliau Sunan
Pandhanaran menetap dan bertempat tinggal untuk menyebarkan Agama
Islam di daerah Bayat dan sekitarnya, dan pada waktu beliau naik ke bukit
Jabalkat pada malam hari bersama Nyai Ageng Kaliwungu, R. Paker yang sesudah
dewasa tersohor dengan nama PANEMBAHAN ING DJIWO dan Dua orang abdi setiyanya
Syeh Domba dan Syeh Kewel, dari atas bukit Jabalkat terlihat di sebelah
selatan sebuah cahaya lampu dimar / lampu
minyak / Melikan ( Nama lain dari lampu minyak ) yang kalau di
pandang kelihatan berkedap – kedip tidak begitu terang cahayanya ( Melik –
Melik ) dalam bahasa jawa, dari kata Melik – Melik cahaya dimar / lampu minyak
/ Melikan ( Nama lain dari lampu minyak ) tersebut
berada maka daerah tersebut sampai sekarang dikenal dengan nama MELIKAN, pada
waktu itu penduduknya juga baru satu keluarga / satu rumah dan sekarang
penduduknya sudah begitu padat, dan nama MELIKAN dari masa (Jaman Kerajaan)
sampai sekarang dipakai sebagai nama : Kademangan Melikan, Kelurahan Melikan
dan DESA MELIKAN orang yang meminpin MELIKAN pertama kali adalah seorang Demang
yang bernama R.Ng.
WONGSO IGUNO yang juga disebut dengan nama Bantheng Telangkas / Bantheng Reges
/ Telur Pulau Jawa yaitu nama yang sampai sekarang masih menjadi misteri dan
belum terungkap dan siapa sebenarnya serta darimana beliau berasal belum
diketahui. ( yang dimakamkan di bukit GEDADSARI ) wilayahnya
sekarang masuk wilayah Desa Paseban Kecamatan Bayat, Dan Dukuh Bayat Desa
melikan Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten, menjadi jikal bakal atau nama
Kecamatan Bayat kabupaten Klaten, yang semula kantor Kecamatan Bayat berada di
sebelah barat kantor Desa Melikan, dan kantor Desa Melikan sendiri dahulu
adalah tempat / keberadaanya Pasar Bayat, pindahnya Kecamatan dan Pasar Bayat
sekitar Tahun 1948 hanya membawa nama Bayat saja, sedangkan wilayahnya tidak
dibawa pindah, nama Bayat atau Dukuh Bayat sampai sekarang masuk di
Desa Melikan Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah.
Demikian
sekelumit sejarah Desa Melikan semoga bermanfaat bagi kita semua dan untuk
selalu mengingat perjalanan sejarah bangsanya sendiri khususnya sejarah Desa
Melikan.
0 komentar:
Posting Komentar