Potensi Wisata

KERAJINAN GERABAH 

Tehnik putaran miring memiliki filosofi yang sangat tinggi yang lahir dari kebudayaan dan adat istiadat setempat, waktu itu pengrajin gerabah perempuan di daerah kampung tersebut umumnya memakai kebaya (jarik), agar terlihat sopan terciptalah alat produksi gerabah dengan putaran miring. Keselarasan antara kebutuhan dan situasi saat itu sangat tepat, dimana yang menggunakan alat pembuatan gerabah dengan tehnik putaran miring adalah kaum perempuan. Pembuatan keramik dengan teknik putaran miring ini konon telah ada sejak 300 tahun silam. Teknik yang tidak biasa inilah yang membuat seorang profesor berasal dari Jepang tertarik dan membantu membuatkan Laboratorium Keramik yaitu Prof Kawasaki, Ia adalah alumnus Jurusan Patung dari Kyoto City College of Art, dan juga pengajar di Fakultas Seni Kyoto Seika University, yang terus berkarya di bidang pendidikan keramik dan menyipta keramik di Pagerjurang, Bayat, Klaten.
Di kampung gerabah ini pengunjung bisa mencoba teknik putaran miring dan mempraktikkan pembuatan gerabah hingga jadi. Tiket masuk hanya Rp 20.000/Orang, untuk bisa praktik langsung membuat gerabah anda harus mengeluarkan biaya tambahan sekitar Rp 10.000 – Rp 12.000 per orang. Pengelola telah menyiapkan alat beserta tim pengajar. Anda juga bisa membawa pulang gerabah buatan anda sendiri, serta mendapat souvenir dari keramik. Tak hanya bisa belajar membuat gerabah saja, pengunjung juga bisa melihat aktifitas warga memproses gerabah mulai dari penyiapan tanah liat, gerabah mentah, penjemuran, hingga pada proses pembakaran dan finising.







  

  

  

  



1 komentar: